Home » , » Pengantar Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence)

Pengantar Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence)

Written By SBlog on Tuesday, August 31, 2021 | August 31, 2021

Kurang dari satu dekade setelah memecahkan Enigma mesin enkripsi Nazi dan membantu Pasukan Sekutu memenangkan Perang Dunia II, matematikawan Alan Turing mengubah sejarah untuk kedua kalinya dengan pertanyaan sederhana: "Bisakah mesin berpikir?"

Makalah Turing "Computing Machinery and Intelligence" (1950), dan Tes Turing berikutnya, menetapkan tujuan dan visi dasar kecerdasan buatan (AI).

Pada intinya, AI adalah cabang ilmu komputer yang bertujuan untuk menjawab pertanyaan Turing dengan tegas. Ini adalah upaya untuk mereplikasi atau mensimulasikan kecerdasan manusia dalam mesin.Ruang lingkup dan implementasi AI sangatlah luas, bahkan cenderung bias karena beberapa sumber memiliki pendapatnya masing-masing. Namun, pengertian AI dapat dirangkum ke dalam 2 konsep utama, yang pertama AI merupakan hal yang komputer tidak bisa lakukan sekarang tetapi akan bisa dilakukannya suatu saat (karena mereka selalu belajar). Pengertian AI yang kedua adalah kecerdasan yang didemonstrasikan oleh mesin. Intelligence/kecerdasan adalah kemampuan untuk memperoleh dan menerapkan suatu pengetahuan (knowledge) dan skill.

Berbagai sub-bidang penelitian AI dipusatkan di sekitar tujuan tertentu dan penggunaan alat tertentu. Tujuan tradisional penelitian AI termasuk penalaran, representasi pengetahuan, perencanaan, pembelajaran, pemrosesan bahasa alami, persepsi dan kemampuan untuk memindahkan dan memanipulasi objek.

Kecerdasan umum (kemampuan untuk memecahkan masalah yang sewenang-wenang) adalah salah satu bidang yang sudah lama dikembangkan. Untuk mengatasi masalah ini, peneliti AI menggunakan versi pencarian dan optimisasi matematika, logika formal, jaringan saraf tiruan, dan metode berdasarkan statistik, probabilitas, dan ekonomi. AI juga memanfaatkan ilmu komputer, psikologi, linguistik, filsafat, dan banyak bidang lainnya.

Bidang ini didasarkan pada asumsi bahwa kecerdasan manusia "dapat dideskripsikan dengan tepat sehingga mesin dapat dibuat untuk mensimulasikannya". Hal ini menimbulkan argumen filosofis tentang pikiran dan etika menciptakan makhluk buatan yang diberkahi dengan kecerdasan seperti manusia. . Isu-isu ini telah dieksplorasi oleh mitos, fiksi dan filsafat sejak zaman kuno. Fiksi ilmiah dan futurologi juga menyarankan bahwa, dengan potensi dan kekuatannya yang sangat besar, AI dapat menjadi risiko eksistensial bagi umat manusia.

Manusia mengembangkan mesin untuk mendapatkan pengetahuan secara efisien karena mesin dapat mencari/mengolah informasi lebih cepat dari manusia (contoh sangat dasar: kalkulator). Tetapi, mesin tidak bisa melakukan hal secara inisiatif. Manusia harus memberikan ‘what to do and how to do it’ kepada mesin agar bekerja. Harapan yang lebih besarnya adalah manusia memberikan sedikit ‘pengetahuan’, lalu mesin dapat belajar dari pengetahuan tersebut dan mengembangkan dirinya sendiri. True AI needs to be able to learn. Nah bagaimana biasanya mesin ‘belajar’? kita biasa mengenal hal tersebut dengan konsep Machine Learning.

0 comments:

Post a Comment

(^_^) [o_o] (^.^) (".") ($.$)